BAKTERI DALAM RUMEN
- Minggu, 19 Januari 2014
HEWAN RUMINANSIA
Hewan ruminansia merupakan kelompok hewan pemakan tumbuhan
(herbivora)
yang mencerna makanannya dalam dua langkah: pertama dengan menelan bahan
mentah, kemudian mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dari perutnya
dan mengunyahnya lagi. Hewan
yang termasuk Ruminantia
(memamah
biak),
seperti sapi,
kerbau,
kambing,
domba,
jerapah,
bison, rusa,
kancil,
gnu,
dan antilop(anonim, 2011).
PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA
Pencernaan hewan ruminansia sangat berbeda dengan
hewan monogastrik. Pada hewan ruminansia terjadi dua proses penting dalam
melakukan pencernaan yaitu pada tahap pertama pencernaan secara mekanik yang
terjadi dalam mulut dengan bantuan gigi dan saliva.didalam mulut makanan yang
berupa serat ddihaluskan dan dicampur dengan saliva kemudian dilanjutkan
ketahapan pencernaan kedua berupa pencernaan fermentative yang melibatkan
mikroorganisme yang terdapat di dalam organ pencernaan yang disebut sebagai
rumen. Rumen merupakan organ pencernaan berupa lambung ang terdiri dari rumen,
reticulum, omasum dan abomasums. Proses pencernaan fermentative di daam
reticulum-rumen terjadi sangat intensif dan dalam kapasitas yang sangat besar.(Soetanto,
2007)
Proses pencernaan tersebut terletak sebelum usus halus
atau organ penyerapan utama , hal tersebut sangat menguntungkan karna makanan
yang didapatkan dapt diubah dan disajikan dalam bentuk produk fermentasi yang
mudah diserap oleh hewan ruminansia, serta menjadikan kemampuan pemanfaatan
pakan serat dalam jumlah lebih banyak akan lebih efisien(Soetanto, 2007).
Rumen berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
sebelum pakan mengalami pencernaan yang sebenarnya. Di dalam rumen , pakan yang
telah ditelan akan mengalami fermentasi dan penguraian oleh enzim yang
dihasilkan mikroorganisme anaerobic, yang terdapat secara alami di dalam rumen.
Peranan mikroorganisme rumen dalam proses pencernaan pakan berserat adalah
mengurai senyawa-senyawa kompleks seperti selulosa dan hemiselulosa menjadi
senyawa-swnyawa sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh hewan tersebut senagai
sumber energy, protein, vitamin untuk proses pertumbuhannya. Mikroorganisme di
alam rumen menghasilkan enzim yang mampu menghidrolisis selulosa dan hemiselulosa serta pati dengan adanya
simbiosis dengan mikroorganisme lain yang terdapat dalam rumen. Hasil
hidrolisis yang berupa rantai karbon sederhana dimanfaatkan menjadi asam lemak
volatile yang mampu diserap oleh tubuh dan dijadikan sumber energy bagi hewan
ruminansia( Arora, 1989)
.
Pada rumen terdapat empat jenis mikroba yang terdiri
dari populasi bakteri, protozoa, jamur dan virus yang pada umumnya bersifat
anaerobic. Di dalam rumen populasi berbagai bakteri dan virus saling
berinteraksi melalui hubungan simbiosa dan menghasilkan produk-produk khas dari
proses fermentatif selulosa, hemiselulosa, dan pati yang berasal dari tumbuhan.
Bakteri tertentu yang terdapat dalam rumen dapat menngunakan CO2, H2,
dan format yang diproduksi pada saluran pencernaan rumen untuk membentuk
metana( Arora, 1989)
BAKTERI DALAM RUMEN
Di dalam
rumen terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya.Mikroba rumen dapat
dibagi dalam tiga grup utama yaitu bakteri, protozoa dan fungi (Czerkawski, 1986). Dalam bab hanya menjelaskan dalam grup Bakteri saja.
Disebabkan karena sebagian besar bakteri rumen berbentuk cocci kecil, morfologinya
tidak dapat dipakai sebagai dasar klasifikasi untuk membedakan spesies. Sebagai
gantinya bakteri rumen diklasifikasikanatas dasar macam substrat yang digunakan
sebagai sumber energi utama, yakni:
a) Bakteri
Selulolitik
Bakteri ini menghasilkan enzim yang dapat
menghidrolisis ikatan glukosida 1.4, sellulosa dan dimer selobiosa. Sepanjang
yang diketahui tak satupun hewan yang mampu memproduksi enzim selulase sehingga
pencernaan selulosa sangat tergantung pada bakteri yang terdapat di sepanjang
saluran pencernaan pakan. Bakteri selulolitik akan dominan apabila makanan
utama ternak berupa serat kasar. Contoh bakteri selulolitik antara lain adalah
:
Bacteriodes succinogenes
Ruminicoccus flavefaciens
Ruminicoccus albus
Cillobacterium cellulosolvens
b) Bakteri Hemiselulolitik
Hemiselulosa berbeda dengan selulosa terutama dalam
kandungan pentosa , gula heksosa serta biasanya asam uronat. Hemiselulosa
merupakan struktur polisakarida yang penting dalam dinding sel tanaman.
Mikroorganisme yang dapat menghidrolisa selulosa biasanya juga dapat
menghidrolisa hemiselulosa. Meskipun demikian ada beberapa spesies yang dapat
menghidrolisa hemiselulosa tetapi tidak dapat menghidrolisa selulosa. Contoh
bakteri hemiselulolitik antara lain:
Butyrivibrio fibriosolven
Bacteriodes ruminicola
c) Acid Utilizer Bacteria (bakteri pemakai asam)
Beberapa janis bakteri dalam rumen dapat menggunakan
asam laktat meskipun jenis bakteri ini umumnya tidak terdapat dalam jumlah yang
berarti. Jenis lainnya dapat menggunakan asam suksinat, malat dan fumarat yang
merupakan hasil akhir fermentasi oleh bakteri jenis lainnya. Asam format dan
asetat juga digunakan oleh beberapa spesies, meskipun mungkin bukan sebagai
sumber enersi yang utama. Asam oksalat yang bersifat racun pada mamalia akan
dirombak oleh bakteri rumen, sehingga menyebabkan ternak ruminansia mampu
mengkonsumsi tanaman yang beracun bagi ternak lainnya sebagai bahan makanan.
Beberapa spesies bakteri pemakai asam laktat yang dapat dijumpai dalam jumlah
yang banyak setelah ternak mendapatkan tambahan jumlah makanan butiran maupun
pati dengan tiba-tiba adalah :
Peptostreptococcus bacterium
Propioni bacterium
Selemonas lactilytica
d) Bakteri Amilolitik
Beberapa bakteri selulolitik juga dapat memfermentasi
pati, meskipun demikian beberapa jenis bakteri amilolitik tidak dapat
menggunakan/memfermentasi selulosa. Bakteri amilolitik akan menjadi dominan
dalam jumlahnya apabila makanan mengandung pati yang tinggi, seperti
butir-butiran. Bakteri amilolitik yang terdapat di dalam rumen antara lain:
Bacteriodes amylophilus
Butyrivibrio fibrisolvens
Bacteroides ruminicola
e) Sugar Untilizer Bacteria (bakteri pemakai
gula)
Hampir semua bakteri pemakai polisakarida dapat
memfermentasikan disakarida dan monosakarida. Tanaman muda mengandung
karbohidrat siap terfermentasi dalam konsentrasi yang tinggi yang segera akan
mengalami fermentasi begitu sampai di retikulo-rumen. Kesemua ini merupakan
salah satu kelemahan/kerugian dari sistem pencernaan ruminansia. Sebenarnya
gula akan lebih efisien apabila dapat dicerna dan diserap langsung di usus
halus.
f) Bakteri Proteolitik
Bakteri proteolitik merupakan jenis bakteri yang
paling banyak terdapat pada saluran pencernaan makanan mamalia termasuk
karnivora (carnivora). Didalam rumen, beberapa spesies diketahui menggunakan
asam amino sebagai sumber utama enersi. Beberapa contoh bakteri proteolitik
antara lain:
Bacteroides amylophilus
Clostridium sporogenes
Bacillus licheniformis
g) Bakteri Methanogenik
Sekitar 25 persen dari gas yang diproduksi didalam
rumen adalah gas methan. Bakteri pembentuk gas methan lambat pertumbuhannya.
Contoh bakteri ini antara lain:
Methanobacterium ruminantium
Methanobacterium formicium
h) Bakteri Lipolitik
Beberapa spesies bakteri menggunakan glycerol dan
sedit gula. sementara itu beberapa spesies lainnya dapat menghidrolisa asam lemak
tak jenuh dan sebagian lagi dapat menetralisir asam lemak rantai panjang
menjadi keton. Enzim lipase bakteria dan protozoa sangat efektif dalam
menghidrolisa lemak dalam chloroplast. Contoh bakteri lipolitik antara
lain:
Anaerovibrio lipolytica
Selemonas ruminantium var. lactilytica(soetanto, 2007)
i)
Bakteri
Ureolitik
Sejumlah spesies bakteri rumen menunjukkan aktivitas
ureolitik dengan jalan menghidrolisis urea menjadi CO2 dan amonia. Beberapa
jenis bakteri ureolitik menempel pada epithelium dan menghidrolisa urea yang
masuk kedalam rumen melalui difusi dari pembuluh darah yang terdapat pada
dinding rumen. Oleh karena itu konsentrasi urea dalam cairan rumen selalu
rendah. Salah satu contoh bakteri ureolitik ini misalnya adalah Streptococcus sp.
Di dalam rumen yang normal biasanya jumlah bakteri ini mencapai antara 15 – 80 x
109 isi rumen. Meskipun demikian jumlah ini mngkin dapat menurun sampai hanya 4
x109 permililiter pada ternak yang diberi pakan wheat straw dan pada kondisi
padang rumput yang bagus jumlah ini dapat naik setinggi 88 x 109 permililiter
pada domba. Beberapa contoh ukuran dan bentuk sel bakteri rumen disajikan pada
Gambar berikut ini.(anonim, 2011)
Ragam morfologi bakteri rumen. A. Rossete
Quin’s organism dan
Selenomonas ; B. bentuk sarkina ; C.
rantai cocci besar ; D. Oscillospira guillermondii ; E. bentuk clostridia dari
Clostridia lochheadii ; F. rantai cocci yang amat panjang
OPERASI TEKNIK KIMIA RAYMOND MILL
-
v Definisi
Raymond Mill merupakan proses penggilingan (Grinding) dan Pengolahan
(Processing) terhadap 280 jenis material yang tidak dapat terbakar dan tidak
meledak dengan kekerasan kurang dari 7 dan kelembaban kurang dari 6%.
v Kegunaan dan Fungsi Alat
Mesin ini dapat digunakan dalam industri
pertambangan, bangunan, kimia, dan metalurgi, seperti Barite, kalsit, feldspar,
bedak, marmer, kapur, tanah liat,kaca dan pabrik-pabrik industri. Kehalusan
dari produk jadi dapat diatur mulai dari 100 rpm sampai 325 masih sesuai dengan
permintaan.
Fungsi alat adalah untuk menghancurkan
sample batu, mesin ini juga bisa digunakan untuk penggilingan jagun, singkong
dan bahan makanan lainnya yang akan dijadikan tepung.
v Prinsip Kerja Alat
Keseluruhan komponen mesin raymond mill
ini terdiri dari Jaw Crusher, elevator, hopper, electromagnetic vibrating
feeder, main unit, calssifier, collector, clotch deduster dan high-pressure
blower.
v Cara Kerja
Cara Kerja mesin adalah sebagai berikut:
Memasukkan material yang akan digiling secara berkala kedalam tempat penampungan (grinding chamber). Karena adanya gaya sentrifugal dalam rotasi, Roller akan berayun kearah luar dan menekan keras Ring.
Kemudian sekop membawa material ke ruang antara roller dan ring. Dalam tempat penampungan penggilingan, ada material yang mengandung uap air sampai batas tertentu karena adanya panas yang dihasilkan selama proses penggilingan yang membuat embun menguap. Selain itu juga disebabkan oleh sendi pipa tidak kedap udara, udara luar tersedot kedalam dan membuat sirkulasi massa udara meningkat.
Memasukkan material yang akan digiling secara berkala kedalam tempat penampungan (grinding chamber). Karena adanya gaya sentrifugal dalam rotasi, Roller akan berayun kearah luar dan menekan keras Ring.
Kemudian sekop membawa material ke ruang antara roller dan ring. Dalam tempat penampungan penggilingan, ada material yang mengandung uap air sampai batas tertentu karena adanya panas yang dihasilkan selama proses penggilingan yang membuat embun menguap. Selain itu juga disebabkan oleh sendi pipa tidak kedap udara, udara luar tersedot kedalam dan membuat sirkulasi massa udara meningkat.
v Gambar dan Keterangannya
Keterangan gambar :
a.
Spring
Penyeimbang dan bertekanan,
pembentuk koneksi stabil dan pengurangan
getaran pada saat mesin bekerja
b. Roller
Mengendalikan kecepatan slip
dan dapat meningkatkan kecepatan penggiling
c.
Shovel Nose Tool
Hasil materi yang telah
digiling
d.
Reductor
Mesin yang digunakan untuk
menjalankan alat.
Ø
Kelebihan dari
alat Raymond Mill adalah
- Merupakan penggiling yang memiliki suspensi dengan tekanan yang tinggi.
- Efisiensi tinggi dalam keawetan material
- Kecepatan
relatif cepat.
Ø
Kekurangan dari Raymond Mill adalah
- Materi
yang harus digiling tidak boleh basah
- Hanya dapat mengangkut bahan
kearah vertikal
OPERASI TEKNIK KIMIA APRON CONVEYOR
-
Conveyor merupakan alat yang
berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Apron
conveyor merupakan alat
yang berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat
digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat dengan
jarak yang pendek.
Apron conveyor dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Casting machine, jenis ini untuk pengangkutan
pengecoran.
- Escalator
MEKANISME
APRON CONVEYOR
-
Apron
Conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai
yang dapat ditempa.
-
Palang kayu dipasang pada alat tambahan diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari
tarikan conveyor.
-
Untuk
bahan yang berat dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller)
pada alat tambahan Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan
dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat.
-
System
penyambungan bucket pada appron conveyor biasanya digunakan rantai gall, rantai
skalm.
-
Penyambungan
ini tanpa flen (On flent), pengangkutan untuk material yang curah.
KEUNTUNGAN
-
Apron
Conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai
yang dapat ditempa
-
Palang
kayu dipasang pada alat tambahan
diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor
-
Untuk
bahan yang berat dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller)
pada alat tambahan Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan
dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat
-
System
penyambungan bucket pada appron conveyor biasanya digunakan rantai gall, rantai
skalm.
-
Penyambungan
ini tanpa flen (On flent), pengangkutan untuk material yang curah.
KELEMAHAN
-
Kecepatan
yang relatif rendah.
-
Kapasitas
pengangkutan yang kecil
-
Hanya
satu arah gerakan
MENANAM KENTANG DENGAN UDARA
-
waktu ada tugas KWU suruh buat usaha yang unik plus aneh ada salah satu temenku yang punya ide gila NANEM TANAMAN PAKE UDARA. Whatt? aku hanya ketawa saja mendengar ide yang bagi aku kagak mungkin terwujud alias khayalan. dalam presentasinya dia menjelaskan kalau mungkin beberapa tahun kedepan mungkin tanah merupakan hal yang sangat mahal, So..ide gilanya pun muncul untuk menciptakan media tanam dari udara.
nah watu kemaren berkeliaran di dunia maya ternyata aku nemu infodibawah ini nih, ternyata kata orang bijak DI DUNIA INI NGGAG ADA YANG NGGAG MUNGKIN itu emang beneh. Ada salah satu penelitian yang menanam kentang dengan udara. nggag usah kebanyakan basa-basi silahkan dibaca dan diambil manfaatnya sebagai tambahan ilmu buat kita. :)
KENTANG
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah
tanaman dari suku Solanaceae
yang memiliki umbi
batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula.
Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Famili
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Species : Solanun tuberosum L.
Kentang merupakan sumber utama karbohidrat. Kentang
menjadi makanan pokok di banyak negara barat. Zat-zat gizi yang terkandung dalam 100 gram
bahan adalah kalori 347 kal, protein 0,3 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 85,6
gram, kalsium (Ca) 20 gram, fosfor (P) 30 mg, besi (Fe) 0,5 mg dan vitamin B
0,04 mg.
AEROPONIK
Aeroponik
adalah salah satu teknik dalam hidroponik yang secara harfiah, aero berarti
udara, phonik artinya cara budidaya. Aeroponik dapat diartikan sebagai
cara bercocok tanam di udara, atau bercocok tanam dengan system pengkabutan,
dimana akar tanamannya menggantung di udara tanpa media dan kebutuhan
nutrisinya dipenuhi dengan cara spraying ke akarnya. Aeroponik merupakan satu
alternatif menumbuhkan tanaman tanpa tanah.
TEKNIK
BUDIDAYA KENTANG AEROPONIK
1. Persiapan Lahan Screen House
• Persiapan
Lahan Screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu,
dengan beratapkan plastik UV dan berdindingkan kain kasa, sedangkan untuk
kontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan.
• Pembuatan
instalasi untuk pertanaman dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglas
atau plastik lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang
terlebih dahulu sudah di lubangi.
2. Pembibitan
• Persiapan bibit kentang yang digunakan yaitu hasil
dari perbanyakan di kultur jaringan.
• Pembenihan
melalui kultur jaringan dilakukan dengan cara mengambil bagian jaringan dari
kentang, kemudian jaringan tersebut ditanam di media PDA (Potato Dectros Agar).
• Setelah
tanaman berumur 3 minggu setelah di bumbung atau telah memiliki 5 – 7 helai
daun, maka tanaman tersebut sudah bisa di pindah ke lahan pertanaman aeroponik
(screen house).
• pembibitan
juga dapat dilakukan secara konvensional yaitu menyemaikan benih kentang pada
media persemaian. Atau
• Perbanyakan
kentang dapat juga dilakukan dengan cara vegetatif, yaitu menggunakan umbi
mikro dan stek mini.
3.
Teknik Penanaman
• Penanaman
Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman,
• selanjutnya
tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus
• kemudian
dimasukan ke dalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari
penyakit tanaman.
• Lalu
masukan tanaman kentang tadi ke dalam lubang styroform dan dibiarkan tumbuh
secara melayang.
• Kemudian
ditutup dengan menggunakan rockwoll atau busa
• akar
dibiarkan menggelantung tanpa media dan di bawah akar tersedia bak berisi
larutan nutrisi.
• Nutrisi
(larutan hara) dialirkan melalui sprinkler secara otomatis selama 18 jam dalam
1 hari.
• Pemeliharaan
• Pemeliharaan
tanaman kentang pada sistem aeroponik di antaranya adalah
• Mengecek
sprinkler agar larutan hara (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan lancar;
• Menyetek
daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan permukaan styroform dari
daun-daun kentang yang sudah mengering;
• Pemberian
ajir agar tanaman kentang tidak roboh.
• Mengecek
suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygrometer;
• Mengecek
kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter.
• Pemupukan
tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai
dengan kondisi tanaman.
5.
Pemanenan
• Pemanenan
Kentang aeroponik dapat dipanen dalam jangka waktu sekitar 50 hari atau telah
nampak tanda-tanda panen yaitu hampir seluruh daun kentang pertumbuhannnya
menurun, yaitu paling lama 3 bulan.
• Tiap
satu tanaman kentang rata-rata mampu menghasilkan 30 umbi kentang.
Upaya
untuk mengoptimalkan dan mengefiensikan teknologi aeroponik :
• Bak
tanam dari fiberglass dapat diganti dengan bak papan, container bamboo, bak
dari bata, buleng ikan, atau bak plastik yang memenuhi persyarakat panjang 4m,
lebar 1m dan tinggi 0,7 m.
• Tutup
bak Styrofoam dapat diganti dengan sususnan papan tipis ukuran 1 x 1 m atau
menggunakan anyaman bambu dan anyaman bilik bambu.
• Rumah
kasa dapat disederhanakan, menggunakan bahan dari bambu, atap plastik UV dan kedap
serangga.
• Mesin
pengalir air dan nutrisi dapat diatur waktunya sehingga tidak boros dalam
penggunaan listrik (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2009).
Langganan:
Postingan (Atom)