HEWAN RUMINANSIA
Hewan ruminansia merupakan kelompok hewan pemakan tumbuhan
(herbivora)
yang mencerna makanannya dalam dua langkah: pertama dengan menelan bahan
mentah, kemudian mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dari perutnya
dan mengunyahnya lagi. Hewan
yang termasuk Ruminantia
(memamah
biak),
seperti sapi,
kerbau,
kambing,
domba,
jerapah,
bison, rusa,
kancil,
gnu,
dan antilop(anonim, 2011).
PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA
Pencernaan hewan ruminansia sangat berbeda dengan
hewan monogastrik. Pada hewan ruminansia terjadi dua proses penting dalam
melakukan pencernaan yaitu pada tahap pertama pencernaan secara mekanik yang
terjadi dalam mulut dengan bantuan gigi dan saliva.didalam mulut makanan yang
berupa serat ddihaluskan dan dicampur dengan saliva kemudian dilanjutkan
ketahapan pencernaan kedua berupa pencernaan fermentative yang melibatkan
mikroorganisme yang terdapat di dalam organ pencernaan yang disebut sebagai
rumen. Rumen merupakan organ pencernaan berupa lambung ang terdiri dari rumen,
reticulum, omasum dan abomasums. Proses pencernaan fermentative di daam
reticulum-rumen terjadi sangat intensif dan dalam kapasitas yang sangat besar.(Soetanto,
2007)
Proses pencernaan tersebut terletak sebelum usus halus
atau organ penyerapan utama , hal tersebut sangat menguntungkan karna makanan
yang didapatkan dapt diubah dan disajikan dalam bentuk produk fermentasi yang
mudah diserap oleh hewan ruminansia, serta menjadikan kemampuan pemanfaatan
pakan serat dalam jumlah lebih banyak akan lebih efisien(Soetanto, 2007).
Rumen berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
sebelum pakan mengalami pencernaan yang sebenarnya. Di dalam rumen , pakan yang
telah ditelan akan mengalami fermentasi dan penguraian oleh enzim yang
dihasilkan mikroorganisme anaerobic, yang terdapat secara alami di dalam rumen.
Peranan mikroorganisme rumen dalam proses pencernaan pakan berserat adalah
mengurai senyawa-senyawa kompleks seperti selulosa dan hemiselulosa menjadi
senyawa-swnyawa sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh hewan tersebut senagai
sumber energy, protein, vitamin untuk proses pertumbuhannya. Mikroorganisme di
alam rumen menghasilkan enzim yang mampu menghidrolisis selulosa dan hemiselulosa serta pati dengan adanya
simbiosis dengan mikroorganisme lain yang terdapat dalam rumen. Hasil
hidrolisis yang berupa rantai karbon sederhana dimanfaatkan menjadi asam lemak
volatile yang mampu diserap oleh tubuh dan dijadikan sumber energy bagi hewan
ruminansia( Arora, 1989)
.
Pada rumen terdapat empat jenis mikroba yang terdiri
dari populasi bakteri, protozoa, jamur dan virus yang pada umumnya bersifat
anaerobic. Di dalam rumen populasi berbagai bakteri dan virus saling
berinteraksi melalui hubungan simbiosa dan menghasilkan produk-produk khas dari
proses fermentatif selulosa, hemiselulosa, dan pati yang berasal dari tumbuhan.
Bakteri tertentu yang terdapat dalam rumen dapat menngunakan CO2, H2,
dan format yang diproduksi pada saluran pencernaan rumen untuk membentuk
metana( Arora, 1989)
BAKTERI DALAM RUMEN
Di dalam
rumen terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya.Mikroba rumen dapat
dibagi dalam tiga grup utama yaitu bakteri, protozoa dan fungi (Czerkawski, 1986). Dalam bab hanya menjelaskan dalam grup Bakteri saja.
Disebabkan karena sebagian besar bakteri rumen berbentuk cocci kecil, morfologinya
tidak dapat dipakai sebagai dasar klasifikasi untuk membedakan spesies. Sebagai
gantinya bakteri rumen diklasifikasikanatas dasar macam substrat yang digunakan
sebagai sumber energi utama, yakni:
a) Bakteri
Selulolitik
Bakteri ini menghasilkan enzim yang dapat
menghidrolisis ikatan glukosida 1.4, sellulosa dan dimer selobiosa. Sepanjang
yang diketahui tak satupun hewan yang mampu memproduksi enzim selulase sehingga
pencernaan selulosa sangat tergantung pada bakteri yang terdapat di sepanjang
saluran pencernaan pakan. Bakteri selulolitik akan dominan apabila makanan
utama ternak berupa serat kasar. Contoh bakteri selulolitik antara lain adalah
:
Bacteriodes succinogenes
Ruminicoccus flavefaciens
Ruminicoccus albus
Cillobacterium cellulosolvens
b) Bakteri Hemiselulolitik
Hemiselulosa berbeda dengan selulosa terutama dalam
kandungan pentosa , gula heksosa serta biasanya asam uronat. Hemiselulosa
merupakan struktur polisakarida yang penting dalam dinding sel tanaman.
Mikroorganisme yang dapat menghidrolisa selulosa biasanya juga dapat
menghidrolisa hemiselulosa. Meskipun demikian ada beberapa spesies yang dapat
menghidrolisa hemiselulosa tetapi tidak dapat menghidrolisa selulosa. Contoh
bakteri hemiselulolitik antara lain:
Butyrivibrio fibriosolven
Bacteriodes ruminicola
c) Acid Utilizer Bacteria (bakteri pemakai asam)
Beberapa janis bakteri dalam rumen dapat menggunakan
asam laktat meskipun jenis bakteri ini umumnya tidak terdapat dalam jumlah yang
berarti. Jenis lainnya dapat menggunakan asam suksinat, malat dan fumarat yang
merupakan hasil akhir fermentasi oleh bakteri jenis lainnya. Asam format dan
asetat juga digunakan oleh beberapa spesies, meskipun mungkin bukan sebagai
sumber enersi yang utama. Asam oksalat yang bersifat racun pada mamalia akan
dirombak oleh bakteri rumen, sehingga menyebabkan ternak ruminansia mampu
mengkonsumsi tanaman yang beracun bagi ternak lainnya sebagai bahan makanan.
Beberapa spesies bakteri pemakai asam laktat yang dapat dijumpai dalam jumlah
yang banyak setelah ternak mendapatkan tambahan jumlah makanan butiran maupun
pati dengan tiba-tiba adalah :
Peptostreptococcus bacterium
Propioni bacterium
Selemonas lactilytica
d) Bakteri Amilolitik
Beberapa bakteri selulolitik juga dapat memfermentasi
pati, meskipun demikian beberapa jenis bakteri amilolitik tidak dapat
menggunakan/memfermentasi selulosa. Bakteri amilolitik akan menjadi dominan
dalam jumlahnya apabila makanan mengandung pati yang tinggi, seperti
butir-butiran. Bakteri amilolitik yang terdapat di dalam rumen antara lain:
Bacteriodes amylophilus
Butyrivibrio fibrisolvens
Bacteroides ruminicola
e) Sugar Untilizer Bacteria (bakteri pemakai
gula)
Hampir semua bakteri pemakai polisakarida dapat
memfermentasikan disakarida dan monosakarida. Tanaman muda mengandung
karbohidrat siap terfermentasi dalam konsentrasi yang tinggi yang segera akan
mengalami fermentasi begitu sampai di retikulo-rumen. Kesemua ini merupakan
salah satu kelemahan/kerugian dari sistem pencernaan ruminansia. Sebenarnya
gula akan lebih efisien apabila dapat dicerna dan diserap langsung di usus
halus.
f) Bakteri Proteolitik
Bakteri proteolitik merupakan jenis bakteri yang
paling banyak terdapat pada saluran pencernaan makanan mamalia termasuk
karnivora (carnivora). Didalam rumen, beberapa spesies diketahui menggunakan
asam amino sebagai sumber utama enersi. Beberapa contoh bakteri proteolitik
antara lain:
Bacteroides amylophilus
Clostridium sporogenes
Bacillus licheniformis
g) Bakteri Methanogenik
Sekitar 25 persen dari gas yang diproduksi didalam
rumen adalah gas methan. Bakteri pembentuk gas methan lambat pertumbuhannya.
Contoh bakteri ini antara lain:
Methanobacterium ruminantium
Methanobacterium formicium
h) Bakteri Lipolitik
Beberapa spesies bakteri menggunakan glycerol dan
sedit gula. sementara itu beberapa spesies lainnya dapat menghidrolisa asam lemak
tak jenuh dan sebagian lagi dapat menetralisir asam lemak rantai panjang
menjadi keton. Enzim lipase bakteria dan protozoa sangat efektif dalam
menghidrolisa lemak dalam chloroplast. Contoh bakteri lipolitik antara
lain:
Anaerovibrio lipolytica
Selemonas ruminantium var. lactilytica(soetanto, 2007)
i)
Bakteri
Ureolitik
Sejumlah spesies bakteri rumen menunjukkan aktivitas
ureolitik dengan jalan menghidrolisis urea menjadi CO2 dan amonia. Beberapa
jenis bakteri ureolitik menempel pada epithelium dan menghidrolisa urea yang
masuk kedalam rumen melalui difusi dari pembuluh darah yang terdapat pada
dinding rumen. Oleh karena itu konsentrasi urea dalam cairan rumen selalu
rendah. Salah satu contoh bakteri ureolitik ini misalnya adalah Streptococcus sp.
Di dalam rumen yang normal biasanya jumlah bakteri ini mencapai antara 15 – 80 x
109 isi rumen. Meskipun demikian jumlah ini mngkin dapat menurun sampai hanya 4
x109 permililiter pada ternak yang diberi pakan wheat straw dan pada kondisi
padang rumput yang bagus jumlah ini dapat naik setinggi 88 x 109 permililiter
pada domba. Beberapa contoh ukuran dan bentuk sel bakteri rumen disajikan pada
Gambar berikut ini.(anonim, 2011)
Ragam morfologi bakteri rumen. A. Rossete
Quin’s organism dan
Selenomonas ; B. bentuk sarkina ; C.
rantai cocci besar ; D. Oscillospira guillermondii ; E. bentuk clostridia dari
Clostridia lochheadii ; F. rantai cocci yang amat panjang
0 komentar:
Posting Komentar